Rabu, 02 Mei 2012

Kebaikan orangtua Vs. Balasan Kita



Sekarang, coba bayangkan ini:
• Saat kita berusia 1 tahun, orangtua memandikan dan merawat kita. Sebagai balasannya, kita malah menangis di tengah malam.
• Saat kita berusia 2 tahun, orangtua mengajari kita berjalan. Sebagai balasan, kita malah kabur ketika orangtua memanggil kita.
• Saat kita berusia 3 tahun, orangtua memasakkan makanan kesukaan kita. Sebagai balasan, kita malah menumpahkannya.
• Saat kita berusia 4 tahun, orangtua member kita pensil berwarna. Sebagai balasan, kita malah mencoret-coret dinding dengan pensil tersebut.

• Saat kita berusia 5 tahun, orangtua membelikan kita baju yang bagus-bagus. Sebagai, kita malah mengotorinya dengan bermain-main di lumpur.
• Saat kita berusia 10 tahun, orangtua membayar mahal-mahal uang sekolah dan uang les kita. Sebagai balasan, kita malah malas-malasan bahkan bolos.
• Saat kita berusia 11 tahun, orangtua menghantarkan kita ke mana-mana. Sebagai balasan, kita malah tidak mengucapkan salam ketika keluar rumah.
• Saat berusia 12 tahun, orangtua mengizinkan kita menonton di bioskop dan acara lain di luar rumah bersama temna-teman kita. Sebagai balasan, kita malah meminta orantua duduk di barisan lain, terpisah dari kita dan teman-teman kita.
• Saat kita berusia 13 tahun, orangtua membayar biaya kemah, biaya pramuka, dan biaya liburan kita. Sebagai balasan, kita malah tidak memberiknya kbara ketika kita berada di luar rumah.
• Saat kita berusia 14 tahun, orangtua pulang kerja dan ingin memeluk kita. Sebagai balasan, kita malah menolak dan mengeluh, “Papa, Mama, aku sudah besar!”
• Saat kita berusia 17 tahun, orangtua sedang menunggu telepon yang penting, sementara kita malah asyik menelepon temna-teman kita yang sama sekali tidak penting.
• Saat kita berusia 18 tahun, orangtua menangis terharu ketika kita lulus SMA. Sebagai balasan, kita malah berpesta semalaman dan baru pulang keesokan harinya.
• Saat kita berusia 19 tahun, orangtua membayar biaya kuliah kita dan mengantar kita ke kampus pada hari pertama. Sebagai balasan, kita malah meminta mereka berhenti jauh-jauh dari gerbang kampus dan menghardik, “Papa, Mama, aku malu! Aku kan sudah gede!”
• Saat kita berusia 22 tahun, orangtua memeluk kita dengan haru ketika kita diwisuda. Sebagai balasan, kita malah bertanya kepadanya, “Papa, Mama, mana hadiahnya? Katanya mau membelikan aku ini dan itu?”
• Saat kita berusia 29 tahun, orangtua membantu membiayai pernikahan kita. Sebagai balasan, kita malah pindah ke luar kota, meninggalkan mereka, dan menghubungi mereka hanya dua kali setahun. Idul Adha dan Idul Fitri.
• Saat kita berusia 30 tahun, orangtua memberi tahu kita bagaimana cara merawat bayi. Sebagai balsan, kita malah berkata, “Papa, Mama, zaman sekarang sudah beda. Nggak perlu cara-cara seperti dulu.”
• Saat kita berusia 40 tahun, orangtua sakit-sakitan dan membutuhkan perawatan. Sebagai balasan, kita malah beralasan, “Papa, Mama, aku sudah berkeluarga. Aku punya tanggung jawab terhadap keluargaku.”

Dan Entah kata-kata apalagi yang pernah kita ucapkan kepada orangtua. Bukan mustahil, itu yang menyumbat rezeki dan kebahagiaan kita selama ini….
Daripada terlambat, doakanlah orangtua kita, jadilah anak yang berbakti dan baik bagi mereka…
Ingatlah, orangtua kita tidak meminta apa-apa dari kita, kecuali menjadi anak yang sholeh…
(7 Keajaiban Rizki, Ippho Sentosa)

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda